Stres merupakan kondisi atau tekanan yang dirasakan saat seseorang menghadapi tantangan, atau berada dalam situasi yang mengharuskan menyesuaikan diri secara cepat dengan sebuah perubahan. Stres juga bisa didefinisikan sebagai respons tubuh terhadap tekanan emosional atau kesulitan yang dihadapi dalam kehidupan. Jika individu tidak bisa beradaptasi dengan perubahan yang terjadi akan mengakibatkan gangguan baik fisik, jiwa dan sosialnya. Stres bisa karena tekanan pekerjaan, tekanan ekonomi, kondisi keluarga, di putus pacar, tugas sekolah dan lainnya. Stres ini juga berdampak pada pola perilaku atau kebiasaan manusia setiap harinya termasuk pola makan.

Salah satu efek stres yaitu gangguan makan berupa peningkatan atau penurunan nafsu makan, misalkan: anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan binge eating. Binge eating adalah salah satu gangguan perilaku makan, seseorang sering makan dalam jumlah porsi besar dan sulit menahan keinginan untuk makan. Binge eating jika tidak ditangani dan terjadi terus menerus akan mengakibatkan masalah kesehatan, misalnya Obesitas, diabetes melitus, malas gerak, kolesterol, hipertensi, jantung dan muntah.

Saat dalam kondisi stres, tubuh akan melepaskan hormon yang membuat makanan tinggi lemak, gula, dan rasa menjadi lebih menarik, yang akan mendorong makan berlebihan dan menyebabkan gangguan makan. Remaja perempuan yang menderita gangguan makan sering mengalami tingkat stres, kecemasan, atau bahkan depresi yang tinggi. Ada korelasi positif antara tingkat stres dan gangguan makan, yang berarti bahwa gangguan makan lebih mungkin muncul ketika tingkat stres lebih tinggi dan kurang mungkin terjadi ketika tingkat stres lebih rendah.

Menurut penelitian Lestari, kekhawatiran dapat menyebabkan gangguan makan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa di bawah stres, individu cenderung makan berlebihan atau ragu-ragu untuk makan. Hasil penelitian Puspita tentang Hubungan Fad Diet, Citra Tubuh, Stres, Tekanan Teman Sebaya dengan Gangguan Makan pada Remaja Putri Usia 16-18 Tahun; didapatkan hasil untuk variable stres yang berkaitan dengan gangguan makan jenis binge eating disorder adalah 0,001 < 0,05. Ini menunjukkan bahwa stres secara signifikan memengaruhi gangguan makan pada remaja perempuan yang ditandai dengan binge eating. Remaja yang tidak dapat mengelola ketegangan mereka dapat memiliki efek berbahaya karena stres dapat menyebabkan depresi. Tingkat ketegangan akan berdampak pada kebiasaan makan yang tidak normal yang dapat menyebabkan gangguan makan. Respons fisiologis yang disfungsional terhadap stres telah dikaitkan dengan patofisiologi gangguan makan, dan hormon stres memiliki dampak pada rasa lapar dan makan. Mekanisme potensial untuk peran stres dalam regulasi nafsu makan adalah hubungan antara sinyal stres dan respons neurosirkuitrik hadiah makanan dalam gangguan makan. Seseorang dengan binge eating biasanya sering diet tetapi merasa kesulitan menurunkan berat badan dan sulit konsisten untuk terus diet. Binge eating sering dikaitkan dengan fad diet atau diet yang menjajikan penurunan berat badan yang cepat (diet instan).

Hasil penelitian diatas juga berkesesuaian dengan beberapa faktor resiko yang diduga sebagai penyebab binge eating yaitu stres. Berikut faktor resiko binge eating:

1.    Riwayat anggota keluarga terkait gangguan perilaku makan

2.    Gangguan kejiwaan, misalkan stres dan depresi

3.    Memiliki berat badan berlebih

4.    Memiliki rasa ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh (citra tubuh)

 

Tanda-tanda atau gejala binge eating

1.    Makan dalam porsi yang banyak meskipun tidak lapar

2.    Ada riwayat diet ketat sebelumnya

3.    Cara makan yang lebih cepat daripda umumnya

4.    Senang menyediri saat makan agar tidak diketahui orang lain kalau makannya banyak

5.    Makan sampai terlalu kenyang sampai perut tidak nyaman

 

Seseorang dikatakan binge eating ringan jika tanda atau gejala diatas  muncul setidaknya 1 kali per minggu dalam 3 bulan. Kategori sedang jika gejala muncul 1–3 kali per minggu selama 3 bulan. Kategori berat, jika gejala muncul sebanyak 8–13 kali per minggu. Kategori sangat parah, gejala muncul lebih dari 14 kali per minggu.

Penanganan binge eating adalah melalui perubahan perilaku makan, managemen stres, meningkatkan percaya diri dan mencapai berat badan ideal. Apabila anda membutuhkan konsultasi terkait stres dan binge eating bisa memanfaatkan layanan Psikologi, Psikiatri dan gizi RS Radjiman Wediodiningrat Lawang. link pendaftaran online: https://daftar.rsjrw.id/index.php/daftar/daftar_rajal

 

Referensi:

Lestari, A. Hubungan Tingkat Stres dan Eating Disorder Dengan Status Gizi pada Remaja Perempuan di SMA Negeri 1 Ciwidey. Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel 11, 129 (2017).

Puspita, Berliana; Estiningtyas, Dian. Citra Tubuh Dengan Gangguan Makan Binge Eating Disorder Pada Remaja Putri Usia 16-18 Tahun. Jurnal Ilkes (Jurnal Ilmu Kesehatan), [S.l.], v. 15, n. 1, p. 70-76, june 2024. ISSN 2549-9408.

Berliana Puspita; Anik Lestari, Tri Rejeki Andayani. Hubungan Fad Diet, Citra Tubuh, Stres, Tekanan Teman Sebaya dengan Gangguan Makan pada Remaja Putri Usia 16-18 Tahun. e-ISSN: 2580-1163 (Online) p-ISSN: 2580-9776. Amerta Nutrition Vol. 8 Issue 1 (Maret 2024). 49-57

http://dx.doi.org/10.22373/psikoislamedia.v2i2.1892

https://ilkeskh.org/index.php/ilkes/article/view/355

 

Sumber gambar: Freepik